Jakarta - Brand sepatu berlabel Golden Goose menjadi perhatian setelah mengeluarkan sepatu yang dinilai kontroversial. Pasalnya, untuk sepasang sepatu yang tampak 'rusak dan lusuh', pembeli perlu mengeluarkan kocek sampai US$ 600 atau Rp 8 jutaan.

Sepatu yang dinamai Distressed Superstar Sneakers ini datang dalam berbagai desain dan warna. Masing-masing punya detail berbeda, misalnya ornamen tali sepatu putus atau tempelan isolasi. Sayangnya banyak pula netizen yang tidak mengerti kreativitas dua desainer di balik Golden Goose, yaitu Francesca Rinaldo dan Alessandro Gallo. Beberapa justru menuduh label ini menghina orang miskin.

Kini label Italia itu merasa sudah waktunya angkat bicara. Desainer di balik brand mengatakan jika desainnya terinspirasi para skaters, dan bukan bermaksud menyinggung orang miskin.

"Perusahaan ini diluncurkan tahun 2000 dengan barang denim vintage yang bisa di customized, dan pada 2003 baru pertamakalinya tampil di pasar AS dengan Golden Boots, memperbarui desain boots Texan klasik dalam cara yang lebih stylish. Kami bangga menjadi pioner dalam membuat look bergaya 'rusak' ini menjadi booming, dan kini tren mode terbesar tahun ini," tertulis di pernyataan resminya pada Kamis (1/9/2016) kemarin.


Lebih lanjut, surat ini mengatakan jika sneakers dengan lakban warna perak yang ada dalam koleksinya terinspirasi dari kultur bermain skateboard dari orang-orang di daerah West Coast. "Juga skater profesional yang biasa memperbaiki sepatu mereka dengan jenis lakban yang sama."

Golden Goose mengatakan jika harga yang tinggi disebabkan karena tiap sepatu dibuat dengan tangan di Venice. Mereka juga mengklaim memakai material terbaik meski penampakan sepatu seperti sudah lusuh dan rusak.

"Permintaan produk terus ada, kadang tak bisa ditampung oleh perusahaan," tulis pernyataan resmi tersebut yang menjadi bukti keberhasilan label ini.

Sepatu dengan detail 'kotor dan rusak' ini menjadi kontroversi setelah seorang komedian Skotlandia bernama Limmy melontarkan kritik pada Golden Goose melalui Twitter. Menurutnya apa yang dilakukan Golden Goose telah melecehkan orang miskin.

"Ini adalah pemanfaatan dari kemiskinan," tulisnya di media sosialnya.

Pengikut Limmy di Twitter banyak yang kemudian merespon tweet tersebut dan memberikan kritik serupa. "Kemiskinan seharusnya tidak dijual sebagai karya fashion," tulis salah seorang pengguna Twitter. "Harganya sangat melecehkan. Tapi lihat saja nanti betapa beberapa orang tertentu akan memakai ini dan menyebutnya sebagai sebuah style," tulis pengguna Twitter lainnya. (asf/asf)

source : detik.com

Insp21

Insp21

Share Pengalaman kamu membaca di Insp21

Post A Comment:

0 comments: